Review Google Pixel 6a: Masih Kompeten di 2025? - Google Pixel 6a merupakan smartphone premium yang pertama kali diperkenalkan Juli 2022 atau hampir tiga tahun yang lalu. Smartphone masih menyimpan potensi performa yang cukup kompeten dengan dukungan SoC Google Tensor (5nm) octa-core generasi pertama ditandemkan RAM 6GB. Smartphone hadir dengan layar sentuh 6,1 inci OLED dengan refresh rate standar 60Hz.
Kemampuan fotografi Google Pixel 6a ini masih cukup bersaing untuk saat ini berkat dukungan dua kamera belakang dengan kamera utama 12MP yang dilengkapi OIS dan kamera ultra wide 12MP. Google membekalinya dengan baterai berkapasitas 4410mAh. Laptophia sudah menggunakan ponsel ini selama dua bulan terakhir, penasaran? Berikut review Google Pixel 6a di tahun 2025.
Paket Pembelian
Unit Google Pixel 6a yang Laptophia beli ini adalah batangan dalam kondisi bekas, sehingga tidak dilengkapi paket penjualan standarnya. Jika smartphone ini resmi, biasanya paket penjualannya adalah:
- Unit Google Pixel 6a 6GB/128GB Chalk
- Kabel USB Type-C
- User guide
- Kartu garansi
Desain
Sisi penampilan, Google Pixel 6a ini mengusung bahasa desain yang sama dengan Pixel 6 dan Pixel 6 Pro. Sisi belakang terlihat dua bua buah kameranya tersusun horizontal yang dikelilingi dekorasi persegi panjang berwarna hitam yang agak menonjol. Casing belakangnya menggunakan material plastik dengan finishing glossy yang mirip kaca, sehinga udah meninggalkan jejak sidik jari atau rawan terkena goresan.
Sementara jika dilihat dari depan, terdapat layar sentuh jenis punch hole berukuran 6,1 inci dengan bezel yang agak tebal. Bagian pinggiran casing belakangnya melengkung dan frame-nya pun juga agak melengkung, sehingga nyaman digenggam. Frame Pixel 6a ini terbuat dari bahan metal yangterasa cukup tebal dan kokoh.
Salah satu kelebihan Google Pixel 6a adalah ukurannya yang sangat ringkas dengan panjang 155.7 mm dan lebar 74.5 mm saja, sehingga nyaman digunakan dengan satu tangan. Build quality smartphone andalan Google ini sangat solid dan terasa premium saat digenggam. Pixel 6a ini memiliki kemampuan tahan air dan debu dengan sertifikat IP67.
baca juga:Review Xiaomi 13T, Masih Layak Pilih di 2024?
Sisi depan smartphone Pixel 6a ini terdapat proximity sensor, ambient light sensor, earpiece (yang juga berfungsi sebagai speaker kedua), kamera depan, dan layar punch hole OLED 60Hz dengan resolusi full HD+ berukuran 6,1 inci flat.
Layar smartphone besutan Google ini dilengkapi proteksi antigores dari Corning Gorilla Glass 3 yang sudah cukup berumur. Oleh sebab itu, Laptophia anjurkan untuk memasang tempered glass guna meminimalisir risiko layar pecah saat terjatuh.
Tombol volume rocker dan tombol power sensor ditempatkan di sisi kanan ponsel ini. Ponsel ini memiliki fitur keamanan sensor sidik jari yang terdapat di bawah layar. Sementara itu, pada sisi kiri smartphone terdapat tray SIM (single slot). Sisi atas smartphone andalan Google ini terdapat microphone.
Sedangkan bagian belakang ponsel Pixel 6a ini terdapat dua kamera atau dual camera, LED flash, dan logo Google pada bagian bawah. Merek asal Amerika Serikat yang baru saja memperkenalkan Pixel 9 series ini menempatkan port USB Type-C, speaker grill, dan microphone di sisi bawah ponsel.
Software
Salah satu kelebihan smartphone Google Pixel series termasuk Pixel 6a ini adalah menggunakan sistem operasi Android dengan antarmuka Android pure langsung dari sumber atau pembuatnya, yakni Google. Tak heran, optimasi performa sistem operasinya sangat matang, bebas iklan, dan bebas bloatware yang mengganggu.
Saat Pixel 6a pertama kali dirilis pada Juli 2022 silam, Google menjanjikan dukungan update OS selama 3 tahun dan update keamanan hingga 5 tahun. Namun, akhir 2024 Google mengumumkan penambahan dukungan update OS 2 tahun untuk lini Pixel 6 series dan Pixel 7 series, sehingga total dukungan update OS untuk Pixel 6 mencapai 5 tahun.
Google Pixel 6a menggunakan sistem operasi Android 12 saat pertama kali dirilis. Nantinya, smartphone ini akan mendapat update hingga Android 17 atau bahkan Android 18. Sedangkan unit Pixel 6a yang Laptophia ulas awalnya menggunakan OS Android 14 dan kemudian upgrade ke Android 15.
Tampila antarmuka Google Pixel 6a ini suimpel dan terdiri dari Lockscreen, Homescreen, dan App drawer. Opsi kostumisasi tersedia lengkap dan memungkinkan pengguna mengganti tampilan sesuai selera mulai dari wallpaper, widget, color scheme, theme icons, app grid, dan sebagainya.
Meski terlihat minimalis, fitur yang dimiliki smartphone Pixel 6a ini cukup lengkap dan canggih. Beberapa fitur beberapa diantaranya berbasis AI (Artificial Intelligence) tersedia di sini, seperti Live Translate, Live Caption, Live Transcribe, Face Unblur, Magic Eraser, Hold For Me, Circle To Search, Always on Display, dan banyak lagi.
Google Pixel 6a ini bisa dikatakan bebas bloatware. Aplikasi bawaan yang terinstal di ponsel ini hanya aplikasi buatan Google saja seperti Gmail, Photos, Google Maps, Calendar, Files, Google Meet, Wallet, dan sebagainya. Anda tidak perlu repot menghapus bloatware di ponsel ini.
Secara umum, Google Pixel 6a dengan antarmuka Android pure menawarkan pengalaman menggunakan smartphone Android murni yang berbeda. Fitur dasar cukup lengkap, optimasi yang sangat matang, performa responsif, dan minim bug. Laptophia merasa sangat nyaman menggunakan Pixel 6a ini.
Performa
Kinerja Google Pixel 6a ini memang bukan yang paling kencang di masanya dan di 2025 ini masih cukup kompeten. Hal ini tak lepas dari dukungan SoC (System on Chip) Google Tensor (5nm) yang mengusung prosesor octa-core yang terdiri dari dual-core ARM Cortex-X1 2,8GHz, dual-core ARM Cortex-A76 2,25GHz, dan quad-core ARM Cortex-A55 1,8GHz dipadukan dengan memori RAM sebesar 6GB LPDDR4x, serta diperkuat grafis mumpuni dari GPU (Graphics Processing Unit) Mali-G78 MP20.
Dari sisi performa, Google Tensor yang digunakan oleh Pixel 6a ini merupakan SoC pertama yang dikembangkan oleh Google dan diproduksi dengan teknologi fabrikasi 5nm dari Samsung. Keunggulan utama SoC ini adalah kemampuan AI (Artificial Intelligence) dengan hadirnya TPU (Tensor Processing Unit) yang dirancang khusus untuk menangani machine learning. Tensor generasi pertama ini memiliki kemiripan dengan Exynos 2100 yang digunakan oleh Galaxy S21 FE.
Kinerja Google Tensor ini sebenarnya masih sangat powerful dan bisa dikatakan setara dengan Snapdragon 888 yang telah hadir tiga tahun yang lalu. Saat Laptophia benchmark dengan AnTuTu v10, Google Tensor yang digunakan Pixel 6a ini menghasilkan skor 849.183 poin. Angka ini setara dengan MediaTek Dimensity 8200 atau Snapdragon 7 Gen 3.
Laptophia menggunakan Pixel 6a ini sebagai smartphone utama selama kurang lebih dua bulan. Kinerjanya untuk penggunaan sehari-hari masih sangat responsif, ringan, dan tanpa lag. Editing video menggunakan CapCut dan YT Create terasa cukup smooth dan nyaman. Ketika menjalankan lebih dari 15 aplikasi di latar belakang, kinerjanya belum terasa ada penurunan. Padahal, kapasitas RAM-nya hanya 6GB saja.
Baca juga:Review Singkat Asus Zenfone 11 Ultra, Flagship Canggih dengan Fitur AI
Lalu bagaimana performa gamingnya? Secara teori, Google Tensor ini memiliki potensi grafis yang besar berkat GPU Mali-G78 MP20 yang powerful. Hampir semua game populer Android saat ini dapat dimainkan dengan lancar, sebut saja Genshin Impact, PUBG Mobile, COD Mobile, Apex Legends, Mobile Legends: Bang Bang, dan banyak lagi.
Meski demikian, pengalaman bermain game di Google Pixel 6a ini memang tak senyaman smartphone flagship dan mungkin setara dengan smartphone masa kini dengan harga 5 - 6 jutaan. Panas yang dihasilkan Google tensor ini memaksa sistem melakuykan throttling, sehingga performa gamingnya kurang konsisten.
Benchmark
Device Info HW |
Geekbench 6 |
AnTuTu v10 |
PCMark 10 |
3DMark |
AnTuTu Storage Test |
Sensor dan Multitouch Tester |
Rekap Benchmark
- Geekbench 6 CPU: 1359 (single-core), 2883 (multi-core)
- Geekbench 6 GPU: 6165 (OpenCL), 7071 (Vulkan)
- AnTuTu v10: 849.183
- PCMark: 13.789 (Work 3.0), 33.062 (Storage 2.0)
- 3DMark: 1669 (Wild Life Extreme), 5455 (Wild Life), 5737 (Sling Shot Extreme OpenGL), 4709 (Sling Shot Extreme Vulkan)
- AnTuTu Storage Test: 50.024, 1250.3 MB/s (read), 786.7 MB/s (write)
- Gyroscope: hardware
Review Kamera Google Pixel 6a
Spesifikasi kamera Google Pixel 6a lebih mirip Pixel 5 series ketimbang Pixel 6 series. Smartphone ini dipersenjatai dua kamera belakang dengan kamera utama resolusi 12 megapiksel dengan sensor Sony IMX363 1/2.55 inci 1.4um piksel dengan fitur Dual Pixel phase-detection autofokus ditandemkan lensa aperture f/1.7 lengkap dengan OIS (Optical Image Stabilization) dan LED flash yang mampu menangkap gambar lebih jernih dan detail di segala kondisi cahaya.
Sony IMX363 sendiri merupakan sensor yang bisa dikatakan cukup berumur alias uzur. Sensor ini pertama kali diperkenalkan tahun 2016 dan digunakan oleh Google sejak Pixel 3 series. Meski masih menggunakan sensor yang terbilang uzur, kekuatan post processing dan computational photography membuat hasil foto dan video Pixel 6a masih cukup bersaing di 2025 ini.
Kamera kedua Pixel 6a ini mengusung resolusi 12 megapiksel sensor Sony IMX386 1/2.9 inci 1.25um piksel fixed focus yang ditandemkan dengan lensa ultra-wide dengan aperture f/2.2 untuk mengambil foto ultra wide angle dengan field of view (FoV) 114 derajat.
Sedangkan kamera depan Pixel 6a ini berkekuatan 8 megapiksel dengan sensor BSI CMOS 1/3 inci 1.12um piksel dengan lensa aperture f/2.0 fixed focus yang cukup mumpuni untuk foto selfie dan video call. Kamera belakang smartphone ini mampu merekam video hingga 4K UHD @30/60fps dan kamera depannya Full HD 1080p @30fps.
Sama seperti smatphone besutan Google lainnya, Pixel 6a ini juga menggunakan aplikasi Google Camera. Aplikasi kamera satu ini memang cukup populer di kalangan modder perangkat lunak agar dapat dijalankan di smartphone brand lain.
Tampilan antarmuka Google Camera ini sangat sederhana dan low-profile. Tidak ada deretan menu pada sisi kiri viewfinder. Sedangkan sisi kanan terdapat menu rolodex untuk beralih mode kamera yang disediakan, serta ada tombol shutter, shortcut untuk mengakses Google Photos, dan tombol switch camera. Sementara di bagian viewfinder terdapat toggle untuk memilih lensa ultra wide (.6x), lensa wide (1x), dan digital zoom (6x).
Mode yang tersedia di smartphone ini tidak terlalu lengkap, sebut saja Portrait, Photo, Night Sight, Panorama, dan Photo Sphere. Sementara bagian bawahnya terdapat tombol untuk mengakses menu Settings kamera dan tombol switch ke mode perekaman video. Sayangnya, Google tidak membekali Pixel 6a ini dengan mode Pro atau manual.
Sehebat apa kamera Google Pixel 6a ini? Apakah masih cukup bersaing di 2025? Tim Laptophia menguji kemampuan kamera Pixel 6a ini dengan memotret lebih dari 500 foto, mulai dari foto rekreasi, macro, foto produk, hingga foto saat malam hari atau kondisi low-light.
Kualitas foto yang ihasilkan kamera utama Pixel 6a besutan Google ini cukup mengejutkan tim Laptophia. Foto siang hari dengan kondisi cahaya yang melimpah mampu menghasilkan foto dengan tingkat detail yang sangat tinggi dan bahkan bisa dikatakan di atas rata-rata smartphone premium generasi terbaru sekalipun.
Tak hanya menghasilkan tingkat detail yang luar biasa untuk sebuah smartphone yang dirilis hampir tiga tahun lalu, warna yang dihasilkan pun sangat natural dan mendekati aslinya. Meski natural, karakter warnanya masih menarik dan tidak flat.
Dynamic range tergoong luas, meski kadang bayangan terlihat lebih gelap. Karakter foto yang dihasilkan Pixel 6a memang menawarkan kontras yang sangat tinggi dan sedikit agak gelp dari aslinya.
Saat menjajal mode portrait, Google Pixel 6a mampi menghasilkan separasi background dan subyek yang rapi dan konsisten. Efek bokeh di belakangnya pun terlihat cukup natural, tidak terlihat buatan.
Bagi penggemar foto macro, kamera utama Pixel 6a mampu menampilkan tingkat detail yang luar biasa di segmennya dengan kontras yang kuat, tetapi masih terlihat alami. Karakteristik warnanya pun natural dengan efek bokeh yang artistik. Performa autofokusnya juga sangat responsif dan akurat.
Saat malam hari, sebenarnya performa kamera Google Pixel 6a ini masih sangat bisa diandalkan. Namun, sensor Sony IMX363 yang sudah uzur memang tak bisa bohong. Foto malam hari masih menampilkan detail yang memadai, meski tak setinggi saat siang hari. Saturasi warna masih terjaga dan dynamic range cukup wide.
Kekurangannya adalah noise yang muncul agak mengganggu. Hadirnya mode Night Sight mampu meningkatkan exposure, detail, dan dynamic range yang cukup signifikan. Sayangnya, kadang foto jadi terlihat kurang natural. LED flash bawaan cukup terang dan bisa diandalkan.
Baca juga:Review Realme 13 Pro+ 5G: Desain Mewah dengan Kamera Telefoto Periscope Terbaik di Kelasnya
Kamera depan Pixel 6a yang 'hanya' berkekuatan 8 megapiksel ini teryata menghasilkan foto selfie yang di luar dugaan tim Laptophia. Foto selfienya memuaskan dengan tone warna natural dan detail di atas rata-rata. Dynamic range juga luar biasa, sehingga foto selfie dengan kondisi backlight pun tak masalah.
Sedangkan untuk kualitas perekaman video, Pixel 6a ini sangat smooth dan menawarkan detail yang sangat baik. Laptophia menilai kualitasnya masih lebih bagus dari kebanyakan ponsel harga 5 jutaan untuk tingkat smooth dan ketahanan terhadap guncangan.
Hasil Foto Kamera Google Pixel 6a
Mode Night Sight off |
Mode Night Sight on |
Hasil Foto Kamera Ultra Wide Angle Google Pixel 6a
Hasil Foto Kamera Depan Google Pixel 6a
Review Google Pixel 6a
Layar
Google Pixel 6a dibekali layar OLED berukuran 6,1 inci dengan resolusi full HD+. Kualitas layarnya tajam dan mampu menghasilkan warna yang vivid. Kepadatan layarnya mencapai 429 ppi, sehingga layarnya terlihat sangat padat, serta sudah mendukung HDR10+. Sayangnya, layar ponsel ini refresh rate-nya hanya 60Hz. Ini agak ketinggalan jika dibandingkan smartphone masa kini sudh mengusujng refresh rate 90Hz atau 120Hz.
Respon touchscreen Pixel 6a ini responsif dan nyaman untuk penggunaan sehari-hari maupun bermain game. Tingkat kecerahan atau brightness layar ponsel ini memang tak seterang smartphone premium masa kini, tetapi masih bisa diandalkan saat digunakan di luar ruangan atau di bawah terik matahari. Google juga membekali layar ponsel ini dengan proteksi antigores dari Gorilla Glass 3.
Baca juga:Review Samsung Galaxy A16 4G, Pilihan Paling Aman dengan Update Panjang
Audio
Setor audio, Google membekali Pixel 6a ini dengan dua buah speaker stereo yang terletak di atas (yang juga berperan sebagai earpiece) dan bawah ponsel. meski ukuran ponselnya kecil, suara yang dihasilkan kedua speakernya cukup nyaring dan tidak terjadi distorsi atau pecah saat volume tinggi.
Kualitas suara yang dihasilkan speker stereo smartphone ini bisa dikatakan bagus dan jernih, serta menawarkan tingkat detail yang sangat baik. Bass memang kurang terdengar, tetap i kualitas suara secara umum masih cukup bertenaga dan tidak cempreng.
Memori
Smartphone Pixel 6a tersedia satu varian saja, yakni RAM 6GB dan ROM 128GB yang menggunakan storage jenis UFS 3.1. Saat pertama kali dinyalakan, memori internalnya tersisa sekitar 110 GB saat pertama kali dihidupkan dengan free RAM berkisar 2 GB – 2,5 GB.
Smartphone besutan Google ini telah mendukung fitur USB OTG melalui port USB Type-C yang diusungnya, tetapi tak dilengkapi slot microSD untuk ekspansi memori eksternal.
Fitur
Google Pixel 6a dilengkapi fitur keamanan sensor sidik jari yaang terletak di bawah layar atau underscreen fingerprint sensor. Saat Laptophia coba, performanya sensitif dan dapat dan dapat diandalkan. Saat dipasang tempered glass, sensitifitasnya berkurang cukup signifikan.
Smartphone ini juga sudah mendukung sertifikasi Widevine L1, sehinga dapat menikmati konten streaming seperti Netflix dan sebagainya dengan resolusi HD atau lebih tinggi. Tak lupa, fitur NFC yang berfungsi untuk cek saldo, topup e-money, dan sebagainya juga tersedia di smartphone andalan Google ini.
Baterai
Kapasitas baterai Google Pixel 6a ini tidak terlalu besar, yakni hanya 4410mAh. Ini jelas di bawah rata-rata ponsel Android yang sudah di angka 5000mAh atau lebih besar lagi. Kebetulan unit Pixel 6a bekas yang Laptophia gunakan, kondisi baterainya masih bagus dengan cycle count sekitar 340-an.
Selama dua bulan menggunakan Google Pixel 6a sebagai smartphone kedua, baterainya masih tahan seharian penuh untuk penggunaan non gaming. Jika penggunaan lebih intensif, tentu daya tahan baterai semakin singkat. Kecepatan charging-nya tergolong lambat untuk 2025. Butuh waktu hampir 2 jam untuk mengisi daya dari 5% hingga penuh menggunakan charger 18W Power Delivery.
Kesimpulan
Setelah dua bulan lebih, Laptophia menilai Google Pixel 6a ini masih sangat nyaman dan kompeten untuk penggunaan di tahun 2025 ini. Kameranya yang sudah berumur ini masih sangat bisa diandalkan, serta menghasilkan foto dan video dengan kualitas yang mantap.
Kinerja Pixel 6a yang ditenagai SoC Google Tensor generasi pertama masih cukup powerful menangani beban komunikasi sehari-hari, multitasking, dan bahkan gaming. Namun, gaming intensif tidak direkomendasikan karena performa ponsel agak panas dan mengalami throttling.
Kekurangan utama Google Pixel 6a adalah kualitas layarnya yang tergolong standar untuk 2025 dan refresh rate masih standar di 60Hz. Selain itu, ponsel ini tak dilengkapi slot microSD, port audio 3,5mm, dan kecepatan charging yang terhitung lambat. Secara umum, Google Pixel 6a ini masih sangat kompeten untuk digunakan di 2025 dan beberapa tahun ke depan.
Kelebihan Google Pixel 6a
- Android pure, bebas bloatware
- Kamera masih sangat solid, meski sudah berumur
- Ukuran ringkas dan nyaman digenggam
- Performa masih kompeten di 2025
- Dukungan update panjang (5x OS Update)
Kekurangan Google Pixel 6a
- Refresh rate layar standar 60Hz
- Tidak dilengkapi slot microSD dan port audio 3,5mm
- Fast charge lambat, hanya 18W
- Tidak dilengkapi charger dalam paket pembelian
Harga Google Pixel 6a
Google Pixel 6a tidak dipasarkan secara resmi di Indonesia hingga artikel ini ditulis. Meski demikian, masih ada beberapa seller di e-commerce yang menjual Pixel 6a dengan kondisi bekas yang harganya berkisar Rp 2 - 3 jutaan saja.
Anda dapat cek harga dan promo terbaru Google Pixel 6a di Shopee (Klik)
Spesifikasi Google Pixel 6a
- Sistem Operasi Android 12 dengan antarmuka Android pure (Upgradeable up to Android 17)
- Chipset Google Tensor (5nm) dengan prosesor octa-core 64-bit yang terdiri dari dual-core ARM Cortex-X1 2,8GHz, dual-core ARM Cortex-A76 2,25GHz, dan quad-core ARM Cortex-A55 1,8GHz
- Grafis Mali-G78 MP20
- Dual atau dua kamera belakang dengan kamera utama resolusi 12 megapiksel, sensor Sony IMX363 1/2.55 inci 1.4um piksel, Dual Pixel phase-detection autofokus, OIS, lensa 27mm aperture f/1.7 dengan dilengkapi LED flash + 12 megapiksel (ultra wide) lensa 17mm aperture f/2.2 sensor Sony IMX386 1/2.9 inci 1.25um piksel
- Kamera depan 8 megapiksel fixed focus, sensor BSI CMOS 1/3 inci 1.12um piksel, lensa aperture f/2.0
- Layar sentuh punch hole 6,1 inci 2.5D, dengan resolusi full HD+ 1080 x 2400 pixels, kerapatan 411 ppi (pixel per inch), 800 nits (peak), refresh rate 60Hz, HDR10+, Corning Gorilla Glass 3
- Memori RAM 6GB, ROM 128GB UFS 3.1, tanpa slot MicroSD
- WiFi, Bluetooth, port USB Type-C, GPS, Single SIM, eSIM, NFC, under display fingerprint sensor, face unlock
- Stereo speaker
- Tahan air dan debu dengan sertifikat IP67
- GSM / 3G HSPA / 4G LTE / 5G
- Dimensi 155.7 x 74.5 x 7.9 mm dengan berat 177 gram
- Baterai lithium polymer 4410mAh non-removable, fast charging Power Delivery 3.0 18W
- Warna Chalk, Charcoal, dan Sage
*review ini menggunakan unit yang dibeli sendiri oleh tim Laptophia, bukan sponsor/seeding
Anda mungkin suka:Review Singkat Samsung Galaxy S24 FE, Flagship Paket Hemat!
Posting Komentar