Bioner-S Hingga Daely, Solusi AI Canggih Pemenang Samsung Innovation Campus Batch 5 - Samsung Innovation Campus Batch 5 telah selesai digelar dan menghasilkan berbagai solusi canggih berbasis AI (Artificial IInteligence) atau kecerdasan buatan. Dua pemenang utama Samsung Innovation Campus Batch 5 telah menciptakan solusi AI canggih seperti Bioner-S dan Daely, seperti apa kehebatannya?
“Latar belakang dari Samsung Innovation Campus adalah inovasi teknologi yang menjadi DNA Samsung. Kami percaya akan pentingnya demokratisasi teknologi untuk semua kalangan. Melalui SIC, kita berupaya bersama-sama membangun Indonesia sebagai pusat inovasi teknologi."
"Samsung R&D sangat antusias menjadi bagian dari program pendidikan ini mengingat kualitas luar biasa yang ditunjukkan para finalis," kata Banu Pribadi, Head of MX B2B Innovation Lab, Samsung R&D Institute Indonesia.
Bioner-S
Banyaknya limbah bonggol jagung yang tak termanfaatkan diubah jadi solusi listrik pintar untuk lahan pertanian oleh Aqsha R. E. Siregar, Azman Zidni Fadhillah, Huda Nur Ihsan Muhammad Akbar, dan Muhammad Fikri Anwari, dari tim Mechalvent dari Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia Tanah Laut, Kalimantan Selatan.
Di bawah bimbingan guru Raudatul Jannah, tim Mechalvent merancang Bioner-S, generator berbahan bakar biomassa dari limbah bonggol jagung untuk memenuhi kebutuhan listrik para petani jagung yang dapat dikontrol dari jarak jauh dengan smartphone. Dengan kombinasi dukungan teknologi IoT dan AI, Bioner-S mampu mendeteksi tekanan uap & suhu, serta memprediksi tegangan listrik yang dihasilkan.
“Bioner-S berfokus pada efisiensi energi, hemat biaya dan waktu, serta mampu menghasilkan hingga lima puluh ton biomassa per hektar. Harapannya, teknologi AI ini dapat mempercepat pekerjaan petani dan mengurangi penumpukan limbah biomassa di area pertanian," kata Huda Nur Ihsan M. A, UI/UX Designer Mechalvent.
Daely
Sementara di Jakarta, sekelompok mahasiswa dari BINUS University, yaitu Aretha Natalova Wahyudi, Axel Nino Nakata, Jehoiada Wong, dan Jessica Lynn Wibowo, terinspirasi dari kesehatan dan keselamatan pengemudi dan penumpang kendaraan roda empat akibat jam kerja yang panjang dan risiko mengantuk yang berpotensi membahayakan. Faktanya, 80% angka kecelakaan disebabkan oleh human error dan fatigue.
Baca juga:Harga Selisih Sejuta, Mending Oppo A3 Pro 5G atau Oppo A60?
Dari persoalan ini lahirlah ide merancang Daely, sebuah sistem pendeteksi kantuk berbasis AI dan IoT untuk pengemudi. Di bawah bimbingan dosen Ivan Sebastian Edbert, mereka merancang Daely yang secara pintar akan memantau tingkat kewaspadaan pengemudi saat menjalankan tugasnya dan memperingatkan mereka jika level kantuknya sudah terlalu berisiko dan berpotensi kecelakaan.
“Daely dilengkapi dengan fitur monitoring yang memantau kondisi driver, mekanisme bertahap yang dapat diaktifkan sesuai kebutuhan, dan dashboard berbasis web yang memungkinkan pengguna untuk memantau pola dan aktivitas secara real-time. Solusi ini sederhana namun sangat efektif dalam menghadapi berbagai tantangan,” kata Aretha Natalova Wahyudi, Front End Developer Daely.
Ennita Pramono, Head of Corporate Citizenship Samsung Electronics Indonesia, mengatakan inisiatif Samsung Innovation Campus ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan keterampilan digital generasi muda, sehingga mereka bisa menjadi pemimpin di negeri sendiri.
“Kalau kita melihat prototipe-prototipe yang diciptakan oleh para peserta, terutama para juara SIC Batch 5 ini, menunjukkan betapa besarnya potensi yang dimiliki generasi muda kita untuk berinovasi untuk Indonesia yang lebih maju dan unggul dalam bidang teknologi."
"Semoga apa yang mereka pelajari dalam program ini dan juga bimbingan dari para mentor, dapat memberikan manfaat dan dampak positif bagi mereka untuk meraih karier dan masa depan yang lebih baik,” kata Ennita Pramono.
Samsung Innovation Campus mendukung generasi muda mengembangkan keterampilan karier melalui rangkaian kegiatan pelatihan. Beberapa materi pelatihan tersebut di antaranya, coding & programming, IoT, dan AI, serta soft skill seperti kreativitas, kemampuan berkomunikasi, dan empati akan apa yang terjadi di sekitar. Harapannya, memanfaatkan teknologi canggih seperti IoT dan AI dapat membuka pengalaman dan inovasi-inovasi baru untuk membuat hidup menjadi lebih baik.
Dengan pembelajaran intensif selama 7 bulan dan bimbingan para mentor berpengalaman dan kompeten di bidangnya, para peserta SIC dibimbing untuk menemukan ide solusi dalam tiga tema besar: pendidikan, isu sosial dan kesehatan, serta tema lingkungan dan energi terbarukan. Di tahap akhir, para peserta yang lolos ke babak-babak lanjutan wajib mengembangkan ide solusi mereka menjadi prototipe produk yang dapat diaplikasikan untuk menjawab berbagai isu di masyarakat.
Anda mungkin suka:Baterai Tahan 10 Jam, Laptop Acer Aspire 14 A14-51M 52V6 Ditenagai Intel Core 5 120U
Posting Komentar