Plan Indonesia Gandeng LinkedIn, Buka 400 Peluang Kerja di Jawa Tengah - Belum lama ini Plan Indonesia menggandeng LinkedIn untuk menghadirkan hingga 400 peluang kerja di area Jawa Tengah. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa Jawa Tengah memiliki tingkat pengangguran terbuka sebesar 5 persen pada 2023 (1.080.260 orang), dengan sekitar 700 ribu orang berusia 15-29 tahun menganggur di wilayah tersebut.
Terlepas dari berbagai faktor yang mungkin menyebabkan tingkat pengangguran tersebut, jelas terlihat adanya kesenjangan antara kelompok yang belum bekerja dengan calon pemberi kerja di Jawa Tengah. Sehingga, Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) meluncurkan “Work to Thrive”, sebuah program kesiapan kerja yang didukung oleh LinkedIn.
Program ini bertujuan untuk melatih 400 kaum muda (18-29 tahun) di Jawa Tengah, khususnya mereka yang berasal dari Kota Salatiga, Kota Semarang, dan Kabupaten Semarang. Work to Thrive akan melatih kaum muda, terutama perempuan muda (80 persen dari total peserta program), agar mereka mendapatkan keunggulan di berbagai bidang pekerjaan, mulai dari sektor teknologi, tata rias, hingga garmen. Selain kaum muda perempuan, kaum muda dengan disabilitas juga didorong untuk mengikuti program ini.
Melalui kerja sama antara Plan Indonesia dengan LinkedIn, para peserta program yang merupakan pelajar atau profesional muda di Jawa Tengah, akan mendapatkan akses menuju konten pembelajaran yang disusun oleh ahli dan mencakup berbagai kemampuan yang sedang dicari di pasar kerja, melalui materi yang disediakan oleh LinkedIn.
Akses pembelajaran ini diberikan melalui LinkedIn Learning yang memiliki lebih dari 22.000 kursus yang dipimpin oleh para ahli, termasuk dalam kategori bisnis, kreatif, dan teknis. Sebagian kursus ini juga akan tersedia melalui e-learning platform milik Plan Indonesia, kitakerja.id.
Selain itu, para partisipan akan mendapatkan sesi pelatihan soft-skill dan hard-skill yang disesuaikan dengan kebutuhan dan minatnya, agar mereka dapat membangun jalur karier yang diinginkan dengan lebih percaya diri. Setelah menyelesaikan program, setiap partisipan akan mendapatkan keanggotaan LinkedIn premium yang bisa membantu mereka mengakses alat-alat yang berguna dalam mencari pekerjaan, membangun jejaring, meningkatkan karier secara profesional, hingga mempelajari kemampuan baru.
“Melalui Work to Thrive, kami bertujuan untuk memastikan bahwa para peserta muda, khususnya kaum muda perempuan dan penyandang disabilitas, akan memperoleh literasi digital yang membantu mereka membuka pintu menuju pekerjaan atau kewirausahaan, bahkan hingga di luar lingkungan terdekat mereka,” ujar Dini.
Dini Widiastuti, Direktur Eksekutif Plan Indonesia, menekankan pentingnya program ini dalam mendukung pemenuhan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals) di Indonesia, khususnya dalam memberikan akses menuju kerja layak bagi kaum muda (SDG No. 8), kesetaraan gender (SDG no. 5), dan penghapusan kemiskinan (SDG no. 1).
Tujuan dari program Work to Thrive sejalan dengan visi LinkedIn, yaitu menciptakan kesempatan ekonomi bagi seluruh bagian dari tenaga kerja global. LinkedIn berkomitmen menutup kesenjangan dalam hal berjejaring—suatu keuntungan yang didapatkan beberapa orang karena mengenal orang yang tepat. Data LinkedIn menunjukkan, lokasi tumbuh kembang, tempat seseorang bersekolah, hingga bekerja bisa memberikan hingga 12 kali lipat keunggulan bagi orang tersebut dalam mengakses kesempatan kerja baru.
“Sebagai jejaring profesional terbesar dunia, LinkedIn memiliki kemampuan yang unik untuk membantu seseorang menutup kesenjangan jejaring menggunakan produk kami, program perusahaan kami, hingga melalui orang-orang kami."
"Kami berharap, kerja sama dengan Plan Indonesia ini dapat membantu para pencari kerja yang selama ini menghadapi hambatan, sehingga mereka dapat meningkatkan akses mereka menuju kesempatan bekerja yang lebih baik," kata Rohit Kalsy, Country Lead, Indonesia, at LinkedIn.
Anda mungkin suka:Laptop Workstation Kencang dan Aman, HP ZBook Firefly 14 G10 A Bertenaga AMD Ryzen
Posting Komentar