eCWbXBoqKVlcyXUNIzJr7wbcnJRa7fysuT0ds4TB
Bookmark

Fortinet Gandeng ITS, Dukung Talenta Keamanan Siber Indonesia

Fortinet Gandeng ITS, Dukung Talenta Keamanan Siber Indonesia - Belum lama ini Fortinet telah mengumumkan menggandeng atau menjalin kerjasama dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) sebagai bagian dari komitmen berkelanjutannya untuk meningkatkan kesadaran akan keamanan siber di Indonesia. Kemitraan ini diresmikan pada 29 Agustus melalui penandatanganan Memorandum Kolaborasi di Gedung Pusat Riset ITS.

“Ada kebutuhan besar akan tenaga ahli profesional keamanan siber di Indonesia, sehingga inisiatif untuk membekali tenaga kerja menghadapi tantangan saat ini dan masa depan adalah suatu keharusan. Hal ini semakin ditegaskan oleh fakta bahwa dunia digital semakin kompleks, dan ancaman siber diperkirakan akan meningkat." 

Fortinet Gandeng ITS, Dukung Talenta Keamanan Siber Indonesia

“Membangun pertahanan terhadap ancaman siber membutuhkan pendidikan sejak dini, dan inilah alasan kami di Fortinet merasa bangga menjalin kemitraan dengan ITS—sebuah institusi akademis yang seperti kami, memperjuangkan ketahanan siber," kata Edwin Lim, Country Director, Fortinet Indonesia.

Kemitraan ini diharapkan akan bermanfaat bagi seluruh anggota komunitas akademis ITS melalui pelatihan bersama dan program sertifikasi yang dapat meningkatkan keterampilan keamanan siber mereka. 

Secara bersamaan, kemitraan ini juga memberi kesempatan bagi Fortinet untuk menyediakan akses gratis terhadap produk-produknya untuk digunakan para mahasiswa, serta mentransformasi laboratorium keamanan siber di ITS  agar dapat memfasilitasi pengembangan keterampilan praktik yang lebih baik.

Kolaborasi ini bertujuan menutup kesenjangan keterampilan keamanan siber, terutama karena laporan Kesenjangan Keterampilan Keamanan Siber Global tahun 2023 dari Fortinet menemukan bahwa Indonesia membutuhkan sekitar 3,4 juta orang terlatih untuk memastikan perlindungan penuh terhadap ancaman siber. 

Kesenjangan ini telah mengakibatkan peningkatan risiko keamanan, dengan 94 persen Perusahaan mengalami setidaknya satu kali pelanggaran pada tahun 2022, yakni naik sebanyak 72 persen dari tahun 2021.

“Kendati serangan keamanan siber meningkat, kami melihat semakin sedikit mahasiswa yang berminat pada bidang studi jaringan komputer. Hal ini mempersulit kami dalam menjembatani kesenjangan talenta keamanan siber dan membatasi akses perusahaan terhadap keterampilan penting yang dapat melindungi sistem mereka." 

"Kolaborasi dengan Fortinet bertujuan menghidupkan kembali minat tersebut dengan memberikan program pelatihan keamanan siber yang terstruktur kepada mahasiswa. Kami secara khusus memilih Fortinet karena popularitasnya yang semakin meningkat di kalangan kampus dan perusahaan nasional. Selain itu, mahasiswa ITS yang lulus dari program ini akan memiliki keahlian dan kualifikasi yang diperlukan agar mudah mendapat pekerjaan, sekaligus memberikan kontribusi signifikan di bidang keamanan siber," kata Rizky Januar Akbar, S.Kom., M.Eng., Direktur Pengembangan Sistem Teknologi dan Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).

Dengan 66 persen perusahaan memperkirakan peningkatan serangan siber di masa depan, kedua mitra berharap kolaborasi ini akan menghasilkan lulusan yang memiliki pengetahuan teoretis dan keterampilan praktis yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan industri.

Kolaborasi ini juga selaras dengan tujuan Fortinet untuk memperkuat postur keamanan siber nasional  melalui peningkatan kesadaran. Untuk mencapai tujuan tersebut, kedua belah pihak berharap inisiatif ini akan menjadi langkah pertama dalam menyediakan informasi keamanan siber yang komprehensif, tidak hanya di Jakarta tetapi juga bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Source, credit image: Press release

Anda mungkin suka:Review Realme C67: Smartphone Terjangkau yang Stylish dengan Kamera 108MP
0

Posting Komentar