Review Pioneer SE-CH3T, IEM Hi Res Terjangkau dengan Detail Mantap di Kelasnya – Pioneer SE-CH3T adalah sebuah headset jenis IEM (In-Ear Monitor) yang telah memenuhi kualifikasi audio resolusi tinggi atau Hi-Res audio. Ini artinya headset IEM Pioneer SE-CH3T ini mampu menangani laju sampel lebih dari 44,1 kHz atau lebih tinggi dari kedalaman bit audio 16-bit. Biasanya mengacu pada laju sampel 96 kHz atau 192 kHz, menghasilkan frekuensi Nyquist 48 kHz atau lebih.
Pioneer sendiri sebenarnya adalah pemain yang cukup berpengalaman di pasar audio, serta sudah meluncurkan beberapa seri headset IEM seperti Pioneer SE-QL2T dan Pioneer SE-C3T yang pernah laptophia ulas sebelumnya. Berbeda dengan dua seri tadi yang membidik segmen entry-level, Pioneer SE-CH3T ini membidik segmen menengah yang ingin menikmati musik berkualitas Hi-Res dengan harga yang terbilang murah meriah, penasaran? Simak review Pioneer SE-CH3T oleh tim Laptophia kali ini!
Paket Pembelian Pioneer SE-CH3T
- Unit Pioneer SE-CH3T warna hitam
- Eartips silicon S/M/L
- User guide
- Kartu garansi
Baca juga:Luna X Prime Review: Smartphone Canggih yang Kini Turun Kelas
Desain Pioneer SE-CH3T
Sisi desain bisa menjadi salah satu keunggulan juga kekurangan pada review Pioneer SE-CH3T oleh tim Laptophia kali ini. Kesan pertama saat Laptophia melihat desain IEM Hi Res Pioneer SE-CH3T ini adalah sederhana dan tak banyak lekukan atau ornamen. Housing headset ini berbentuk tabung denga diameter yang sangat kecil dengan perpaduan dua warna, yakni hitam dan krom. Selain hitam, juga tersedia tiga varian warna lainnya yang dapat dipilih sesuai selera.
Housing berupa tabung berukuran kecil pada headset IEM Pioneer SE-CH3T ini terbuat dari material metal yang kuat dan terasa cukup mewah. Ukuran housing yang terbilang kecil ini bisa dimaklumi karena Pioneer SE-CH3T ini dibekali driver yang berukuran sangat kecil pula, yakni 5,5mm saja. Bandingkan dengan driver rata-rata headset IEM mainstrem yang berukuran 7 – 10mm.
Build quality housing Pioneer SE-CH3T ini sebenarnya cukup solid dan kuat. Namun, kabel yang diusungnya terasa tipis dan agak ringkih menurut Laptophia. Kabel headset hi res andalan Pioneer ini tak dilengkapi perlindungan seperti sleeve dan sejenisnya, serta mudah ruwet. Ini agak disayangkan untuk headset sekelas Pioneer SE-CH3T yang berualifikasi audio resolusi tinggi.
Baca juga:Review Philips TX2, Headset IEM Hi Res dengan Detail Luar Biasa
Headset hi-res Pioneer SE-CH3T ini dibekali dengan microphone dan sebuah tombol. Meski hanya dibekali dengan sebuah tombol saja, tetapi satu tombol ini memiliki banyak fungsi. Jika dipencet sekali, maka tombol tersebut akan berfungsi sebagai play atau pause. Sedangkan dipencet dua kali akan menjadi next track dan menjadi previous track ketika dipencet tiga kali.
Pada review Pioneer SE-CH3T, fitur tombol tersebut hanya berfungsi di smartphone Android yang Laptophia gunakan. Sedangkan di DAP Fiio M3k yang Laptophia gunakan tidak berfungsi. Pioneer SE-CH3T dibekali dengan jack 3,5mm yang bentuknya L-Shape.
Review Pioneer SE-CH3T
Tak hanya menggempur pasar entry-level, Pioneer juga menghadirkan headset IEM yang ditujukan bagi pengguna yang concern soal kualitas suara. Melalui seri Pioneer SE-CH3T dengan dukungan Hi-Res audio mampu menghasilkan kualitas suara yang mumpuni di kelasnya. Berbekal dengan micro-driver unik berteknologi graphene-coated diaphragm berukuran 5,5mm, Pioneer SE-CH3T siap memuaskan penikmat audio. Lalu sehebat apakah perform IEM Pioneer SE-CH3T ini?
Kualitas Suara
Impresi awal Laptophia saat memulai proses uji pakai Pioneer SE-CH3T ini adalah jernih atau clarity-nya cukup tinggi dengan karakter sedikit warm. Hal yang Laptophia sukai dari headset andalan Pioneer ini adalah tingkat detail yang cukup mantap di kelasnya. Hal ini cukup terasa saat memainkan lagu dengan instrumen rumit seperti The Poet And The Pendulum atau Storytime milik Nightwish. Masing-masing irama instrumen disajikan oleh lagu tersebut terdengar apik.
Pada review Pioneer SE-CH3T kali ini, suara vokal wanita terdengar cukup mantap, detail, dan terasa begitu intim. Artikulasi sang vokalis terdengar cukup jelas. Hal ini membuat Laptophia sangat terhibur ketika mendengarkan suara melengking pada lagu Supremacy milik Tarja Turunen atau Chasing The Dragon milik Epica. Sayangnya, suara vokal pria khususnya yang berkarakter serak seperti Dave Mustaine di Megadeth terasa kurang greget. Vokal scream pada lagu-lagu metalcore seperti Shattering The Skies Above milik Trivum juga terasa kurang garang.
Baca juga:Review Senfer PT15: Earbud Berkualitas dengan Kabel MMCX
Treble yang dihasilkan Pioneer SE-CH3T ini memang agak malu-malu, tetapi berkarakter sangat lembut dan terasa nyaman saat terdengar di telinga. Meski berkarakter lembut, detail treble atau high yang dihasilkan Pioneer SE-CH3T cukup mantap. Saat memainkan lagu Sever The Hands milik Trivium, suara hi-hats, crash cymbal atau ride cymbal cukup bisa dibedakan.
Bagi penggemar bass, mungkin headset hi-res Pioneer SE-CH3T ini bukan pilihan yang tepat. Bass yang dihasilkan oleh headset ini memang cukup mendalam, tetapi kuantitasnya kurang. Kekuatan bass yang dihasilkan Pioneer SE-CH3T tidak cukup untuk membuat kepala ber-headbang saat memainkan lagu Shogun milik Trivium yang mana dobel pedal bass-nya cukup padat. Ini bisa dimaklumi mengingat driver yang diusung headset ini berukuran kecil.
Soundstage Pioneer SE-CH3T ini agak sempit menurut Laptophia. Hal ini terasa saat memainkan lagu ber-genre symphonic metal seperti Nightwish dan Epica terasa kurang megah. Separasi antar instrumennya sudah cukup baik dan mampu menangani lagu denga instrumen rumet sekalipun. Hal yang agak aneh adalah volume yang dihasilkan oleh Pioneer SE-CH3T ini agak kecil, sehingga Laptophia harus menaikkan volume sedikit lebih tinggi dari biasanya di perangkat DAP mupun smartphone agar suara lebih bertenaga.
Kompatibilitas & Kenyamanan
Laptophia menjajal headset IEM Hi-Res Pioneer SE-CH3T ini dengan beberapa perangkat, seperti DAP Fiio M3k, Xiaomi Mi Note 10 Pro, Samsung Galaxy M31, Oppo A52, dan laptop Asus Vivobook Ultra A412FA. Headset andalan Pioneer ini berjalan dengan baik tanpi ada masalah kompatibilitas. Tombol kontrol ini tidak berfungsi di DAP Fiio M3k.
Soal kenyamanan dan fitting, adalah keunggulan dari review Pioneer SE-CH3T oleh tim Laptophia kali ini. Ukuran housingnya yang kecil dan ringan membuat headset ini tidak bermasalah ketika digunakan oleh orang dengan lubang telinga kecil sekalipun, asal menggunakan ukuran eartips yang tepat. Bobotnya yang sangat ringan membuatnya hampir terasa tidak menggunakan IEM, sangat nyaman digunakan dalam waktu lama.
Kesimpulan
Secara umum, Pioneer SE-CH3T ini merupakan sebuah headset IEM Hi-Res dengan harga terjangkau yang menawarkan kualitas suara yang laik mendapat acungan jempol. Karakter suaranya jernih, agak warm, tetapi menawarkan tingkat detail yang mantap di kelasnya. Namun bagi penikmat bass, Pioneer SE-CH3T tampaknya kurang memuaskan. Jelas, Pioneer SE-CH3T ini laik dipertimbangkan di kelasnya dan cocok bagi konsumen yang membutuhkan IEM Hi-Res dengan harga terjangkau.
Baca juga:Senfer DT6 Review: Triple Driver Unik dengan Suara Detail Mantap
Kelebihan Pioneer SE-CH3T
- Mendukung Hi-Res Audio
- Kualitas suara mantap dengan detail tinggi
- Ringan dan nyaman digunakan
Kekurangan Pioneer SE-CH3T
- Bass kurang powerful
- Build quality terkesan ringkih
Harga Pioneer SE-CH3T
Pioneer SE-CH3T merupakan headset IEM Hi-Res terjangkau yang menawarkan kualitas suara dengan detail mantap di kelasnya. Harga headset IEM Hi Res Pioneer SE-CH3T terbaru di Indonesia berdasarkan informasi yang Laptophia himpun dari e-commerce terkemuka tanah air (01/06/2020) adalah Rp 199.000. Berdasarkan hasil review Pioneer SE-CH3T yang telah tim Laptophia lakukan, harga ini sebenarnya sangat sepadan dengan kualitas suara yang dihasilkan dan menjadi salah satu headset Hi-Res termurah yang tersedia di Indonesia.
Spesifikasi Pioneer SE-CH3T
- Model: Pioneer SE-CH3T
- Jenis headset: In-Ear Monitor
- Tipe single driver dinamis
- Speaker Impedansi: 16 ohm
- Sensitivitas 102±3 dB/mW
- Maximum input power 100 mW
- Rated power input 3mW
- Berat: 3,1 gram
- Diameter driver 5,5 mm
- Teknologi graphene-coated micro-driver diaphragm
- Panjang kabel: 1,2 m
- Jenis Plug: standard 3,5mm
- Rentang frekuensi: 8 Hz–40 kHz
- Dilengkapi microphone
- Dilengkapi 3 ukuran eartips (S/M/L)
- Kabel standar, tidak dilengkapi Sleeve
Anda mungkin suka:Review Asus VivoBook S14 S433, Laptop Pertama yang Dirancang untuk Gen-Z
Posting Komentar