Grant Thornton mempublikasikan laporan “Cyber Security: The Board Report 2019” untuk mengidentifikasi apa saja ancaman siber terkini dan bagaimana peran penting petinggi perusahaan dalam memerangi resiko siber.
Statistik mencatat bahwa dua pertiga dari bisnis menengah/besar mengalami setidaknya satu penyusupan atau serangan siber dalam 12 bulan terakhir. 73% dari 500 perusahaan yang disurvei melaporkan kerugian hingga 25% dari pendapatan akibat serangan siber yang terjadi.
http://www.picpedia.org/highway-signs/r/ransomware.html |
5 Bentuk Ancaman Siber Terkini
Grant Thornton merangkum 5 bentuk kejahatan siber terkini yang dapat menyerang perusahaan dan mendatangkan resiko tinggi bagi operasional bisnis perusahaan:Ransomware
Baca juga:Review Infinix Smart 3 Plus X627, Smartphone Triple Kamera Termurah!
Pencurian data
Penyamaran sebagai CEO atau petinggi perusahaan lain
Penambangan bitcoin
Pencurian Intelectual Property
“Kelompok penjahat siber cenderung menargetkan perusahaan menengah. Perusahaan besar mungkin memiliki dana yang lebih besar untuk membayar tebusan namun mereka juga memiliki sumber daya yang lebih memadai untuk membangun pertahanan siber yang lebih kuat.”“Sebaliknya, perusahaan menengah masih cukup berharga untuk menjadi target kejahatan siber yang potensial, namun perusahaan menengah mungkin ini tidak memiliki tingkat sumber daya yang sama untuk berinvestasi dalam pertahanan keamanan siber,” kata Johanna Gani, Managing Partner Grant Thornton Indonesia.
Baca juga:Review Vivo Y17: Triple Kamera dengan Baterai Jumbo!
Peranan Petinggi Perusahaan Mengatasi Ancaman Siber
Meskipun ancaman siber kian nyata berpotensi mengganggu operasi, merusak reputasi, dan menghabiskan biaya tinggi, sebagian besar petinggi perusahaan belum memperhatikan keamanan siber dalam organisasi mereka. Dua poin penting yang terdapat dalam survei Grant Thornton:- Satu dari tiga perusahaan menengah memiliki petinggi perusahaan yang bertanggung jawab khusus dalam mengkaji risiko dan manajemen siber;
- Sekitar enam dari sepuluh perusahaan tidak memiliki rencana bagaimana merespons terhadap insiden siber.
Ini berarti bahwa jika sebuah bisnis kehilangan 50.000 berkas selama kebocoran data, keterlibatan petinggi perusahaan dapat menyelamatkan anggaran perusahaan sekitar $650.000 per kebocoran. Kepemimpinan yang efektif dari petinggi perusahaan dapat membantu memastikan investasi yang tepat dan terarah pada risiko bisnis yang penting ini.
“Perkembangan teknologi yang sangat cepat mendorong pentingnya para pemimpin perusahaan untuk mengetahui kemungkinan ancaman siber serta menyiapkan berbagai strategi untuk menghadapinya.""Para petinggi perusahaan juga harus memastikan pengetahuan mengenai ancaman siber serta kerahasiaan data dimiliki oleh seluruh pegawai,” pungkas Johanna Gani.
Anda mungkin suka:Harga dan Spesifikasi Asus A409FJ EK501T Bertenaga Core i5-8265U